Jumat, 30 November 2018

SEJARAH DESA SOKO GABUS PATI





 Desa soko sendiri berdiri / diresmikan pada tahun 1879, dengan dikepalai oleh kepala desa pertama  sastro widjojo gampamg. sejarah nama nama desa kabupaten pati tidak bisa dipungkiri lagi tidak lepas dari kisah saridin babad pati. singkat cerita berawal dari diusirnya saridin dari padepokan sunan kudus sehingga memaksa saridin untuk keluar dari wilayah kudus dan  melarikan diri diwilayah yang sekarang menjadi wilayah kabupaten pati, ketika saridin melarikan diri dari kudus dan masuk disuatu wilayah yang sekarang menjadi kabupaten pati dalam perjalan dia beristirahat untuk bersembunyi disuatu tempat pemakaman dan memilih untuk berteduh dibawah pohon rindang karena pada saat itu terjadi hujan yang cukup deras disertai angin yang mengakibatkan daun berguguran melihat daun berguguran saridin mengambil salah satu daun yang gugur didekatnya sembari menunggu hujan reda. saridin pun tersadar ternyata  daun tersebut adalah daun pohon soko lalu saridin bilang : “ini kan daun pohon soko, besuk kalau ada perubahan jaman (rejo rejo ning jaman) desa ini saya namakan Soko” setelah beberapa saat akhirnya hujan pun reda dan saridin pun memutuskan melanjutkan perjalanan berjalan kearah utara melewati semak belukar dalam  perjalanan melewati semak belukar dan pepohonan saridin merasa haus dan saridin pun melihat sebuah rumah dengan atap rumbia saridin pun bergegas menuju rumah itu untuk singgah minta air minum dan ternyata rumah itu dihuni keluarga mbah sastro jiwo yang sekarang dikenal sebagai mbah tro jiwo. setelah singgah untuk meminta minum dan selasai berbincang bincang saridin pun pamit untuk melanjutkan perjalanan saridinpun berpesan kepada mbah satro jiwo besuk kalau ada perubahan jaman, desa ini saya namakan desa Soko dan mbah Sastro jiwo di jadikan/ diangkat menjadi sesepuh Soko. 
demikian sejarah singkat berdiri / diresmikannya desa soko kecamatan gabus kabupaten pati semoga bermanfaat. mohon maaf bila ada kesalahan 


Kamis, 29 November 2018

Membuat FILE HTML

A. MEMBUAT FILE HTML

Kode atau script HTML dapat kita tulis pada notepad atau notepad++, kemudian menyimpannya kembali (save as) dengan menambahkan ekstensi . html dibelakang file name yang sudah kita tentukan seperti tampak pada gambar di bawah ini:









B. Struktur dasar HTML

   Penulisan script HTML dimulai dengan tag <html> dan ditutup dengan tag </html>. HTML pada dasarnya memiliki 2 (dua) bagian utama yaitu head yang berfungsi menampilkan keterangan pada title bar, ditulis dengan tag pembuka <head> kemudian ditutup dengan tag </head> dan body atau bisa juga disebut badan web yang berfungsi menampilkan suruh informasi yang ada pada web kita , body ditulis dengan tag pembuka <body> dan ditutp dengan </body>. berikut ini adalah gambaran struktur dasar HTML seperti tampak pada gambar dibawah ini









Setelah membuat script diatas dapat terlihat hasilnya seperti tampak pada gambar dibawah ini:





Selasa, 27 November 2018

PENERAPAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat saat ini sudah tidak dapat terbendung lagi. Hampir semua aspek kehidupan kita saat ini telah bergantung pada teknologi informasi. Mulai dari keperluan rumah tangga, pendidikan, pekerjaan, kesehatan dan hiburan. Teknologi informasi menjadi salah satu aspek penting dan tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia. Pada dunia bisnis, penggunaan teknologi informasi memiliki peran penting untuk mendukung tercapainya visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan. Hampir semua aktivitas perusahaan saat ini menggunakan teknologi informasi. Maka untuk dapat mendukung aktivitas perusahaan secara maksimal hingga tercapainya visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan, teknologi informasi perlu dikelola dengan benar. Pengelolaan teknologi informasi harus dilakukan sejak perusahaan tersebut berdiri, yang meliputi:


  • Menentukan arah dan rencana strategik teknologi informasi.
  • Menentukan arsitektur teknologi informasi.
  • Bagaimana mengelola investasi, sumber daya manusia, resiko dan bencana teknologi informasi.
  • Bagaimana proses pengadaan sumber daya teknologi informasi.
  • Bagaimana pengaturan keamanan sistem, data, dan kerjasama dengan pihak ketiga (vendor).
  • Bagaimana melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja teknologi informasi.
Berbicara masalah pengelolaan teknologi informasi berarti kita juga berbicara masalah framework tata kelola teknologi informasi, karena framework tata kelola teknologi informasi digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan teknologi informasi. Salah satu framework tata kelola teknologi informasi yang banyak digunakan adalah COBIT (Control Objective for Information and related Technology). Framework COBIT mempunyai prinsip dasar menjembatani antara persyaratan bisnis, sumber daya teknologi informasi, proses-proses teknologi informasi dan kebutuhan informasi perusahaan seperti yang tergambar pada gambar berikut ini:


proses-proses teknologi informasi dan kebutuhan informasi perusahaan


Dalam pengelolaan teknologi informasi, kita dapat menentukan arah dan rencana strategik pengembangan teknologi informasi. Hal ini penting karena arah dan rencana strategik inilah yang akan menentukan bagaimana pengembangan dan pengelolaan teknologi informasi ke depan. Setelah menentukan arah dan rencana strategik pengembangan kita dapat menyusun arsitektur teknologi informasi yang akan digunakan. Arsitektur teknologi informasi sebagai cetak biru diperlukan sebagai pedoman dalam membangun teknologi informasi. Arsitektur teknologi informasi sebaiknya tidak boleh hilang tetapi dapat saja berubah seiring berkembangnya teknologi informasi, namun pendokumentasian terhadap perubahan mutlak diperlukan. 


Masing-masing tingkat kematangan menggambarkan kondisi penerapan tata kelola teknologi informasi yang ada, yaitu :


  • Terdapat bukti bahwa perusahaan mengetahui adanya permasalahan yang harus diatasi. Tidak terdapat proses standart namun menggunakan pendekatan ad hoc yang cenderung diperlakukan secara individu atau per kasus.
  • Proses dikembangkan ke dalam tahapan dan prosedur yang serupa diikuti oleh pihak-pihak yang berbeda untuk pekerjaan yang sama. Tidak terdapat pelatihan formal atau pengkomunikasian prosedur standar dan tanggungjawab diserahkan kepada individu. Terdapat tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pengetahuan individu sehingga kemungkinan terjadi error sangat besar.
  • Prosedur distandarisasi dan didokumentasikan kemudian dikomunikasikan melalui pelatihan. Kemudian diamanatkan bahwa proses-proses tersebut harus diikuti. Namun penyimpangan tidak mungkin dapat terdeteksi. Prosedur sendiri tidak lengkap namun sudah memformalkan praktek yang sudah berjalan.
  • Manajemen mengawasi dan mengukur kepatuhan terhadap prosedur dan mengambil langkah-langkah atau tindakan jika proses tidak dapat dikerjakan secara efektif. Proses berada dibawah peningkatan yang konstan dan penyediaan praktek yang baik. Otomatisasi dan perangkat digunakan dalam batasan tertentu.
  • Proses telah dipilih kedalam tingkat praktek yang baik, berdasarkan hasil dari perbaikan berkelanjutan dan pemodelan kedewasaan dengan perusahaan lain. Teknologi informasi digunakan sebagai cara terintegrasi untuk mengotomatisasi alur kerja, penyediaan alat untuk peningkatan kualitas dan efektifitas serta membuat perusahaan cepat beradaptasi.

Hasil dari monitoring dan evaluasi selain tingkat kematangan adalah kekurangan-kekurangan dari tata kelola saat ini dan kemungkinan peningkatan tata kelola teknologi informasi. Dari hasil evaluasi dan monitoring ini dapat dijadikan bahan masukan bagi manajemen untuk memperbaiki dan meningkatkan tata kelola teknologi informasi yang ada.